Archive for the Resensi Buku Category

Novel : San Pek Eng Tay

Posted in Resensi Buku with tags on Mei 24, 2010 by mediapsikologi

Wajah : San Pek Eng Tay

Baca lebih lanjut

Reuni within…

Posted in Resensi Buku on Februari 26, 2010 by mediapsikologi

HAri ini sebenarnya ada pertemuan 00 untuk membicarakan reuni. Tapi karena ternyata yang berkumpul adalah komunitas yang “bukan” tipe kami, makanya kami hanya berlalu begitu saja dari kelompok tersebut.

Hm..sedikit berkomentar tentang komunitas ini ya. Kami anak angkatan millennium yang di gembar-gemborkan beberapa pihak. Tapi kami tidak cukup bangga dengan orang2 yang tergabung dengan komunitas tersebut. Yah….mutar2 gk jelas. Gini….

Kami bukan kelompok popular waktu sekolah dulu. Kegiatan kami waktu SMA adalah ke sekolah, belajar dan pulang. Kalaupun kami punya kegiatan untuk geng taupun ngecengin orang, kami lakukan dengan sembunyi2. Kami merasa kalah bersaing dengan kelompok anak popular yang belatar belakang orang kaya, geng motor, fashionable, dan 1 lagi, disukai banyak laki-laki baik yang cakep-cakep sampai yang cupu2.  Yang kerjaannya setiap hari hanya jalan-jalan, pacaran, dan melakukan hal2  yang tidak terpikirkan sama sekali oleh kemai kelompok minoritas ini.  Sebagian mereka dalah anak orang kaya, yang mungkin tidak mendapat cukup ruang pengakuan dalam keluarga mereka,; sebagian juatru orang biasa2 saja yang ingin diakui dan akhirnya memaksakan diri untuk mengikuti gaya hidup mereka yang kaya raya itu. Sebenarnya, apa yang mereka lakukan itu hanyalah model2 pencarian identitas diri atau lebih tepatnya sebuah pengakuan.

Yah, at least, rasanya 1 sekolah punya mereka.  Kami sungguh merasa tidak punya arti sama sekali.

Dan hari ini, ketika 10 tahun berlangsung. 1 Dekade…sebuah undangan dalam situs pertemanan FB (yang cukup mengutungkan kami, karena ternyata “mereka” cukup mengenal kita), mengundang kami untuk kelompok minoritas waktu SMA itu untuk dating ke pertemuan untuk membahas reuni .  Hufff, dilemma…disatu pihak kami ingin bergabung karena berharap bisa bertemu dengan teman-teman  yang lainnya, tapi di 1 pihak kami sungguh kecewa karena ide ini di lontarkan salah 1 anggota geng elit. Dan tahu, siapa yangpastiakan hadir?

Yahhh….dan benar tebakan kami, yang dating dan berkumpul pun, mereka yang tergabung dalam geng elit tersebut. Hm, sebuah komunitas yang sampai hari ini masih menjadi kendala bagi kami untuk bergabung.

Tapi sesuatu telah terjadi, rencana penghindaran kami terlihat lawan. Mereka memanggil ketika kami berencana untuk mengghindar.

Sesuatu yang serba kikuk menghampiri kami. Dari usaha mengenal semua orang yang mereka sebutkan (anak SMA lain ketika mereka menjadi orang gaul itu sekarang) sampai usaha untuk ketawa karena cerita-cerita mengenai kegiatan lucu yang pernah mereka lakukan dan tidak lupa menggosippkan teman yang tiidak hadir. Ughh…betapa seperti di lingkungan asing bagi kami.

At least…dari sekelumit cerita, mereka tidak pernah membicarakan diri mereka sendiri dan jadi apa mereka sekarang. Kehidupan orang lain lah yang mereka bahas. Ketika saya perhatikan 1 persatu, ada 1 kesimpulan yang bisa saya tari, bahwa para geng elit ini bukanlah orang yang berhasil. Sebagian dari mereka menikah muda dan hanya menjadi ibu RT dan suami2 mereka trnyta tidak punya pekerjaan yang bisa dibanggakan dan kondisi keluarga mereka tidak seglamour penampakan luar mereka. Mereka kelihatan sangat rapuh, tapi dipoles dengan euphoria masa lalu.

Topic pembicaraan pun menjadi tidak menarik karena yang dibicarakan adalah nostalgia tentang masa lalu dimana kejayaan mereka bertahta, sedangan kehidupan sekarang tiak tersentuh bahkan memang tidak ingin di sentuh…

1 hal yang membuat ku bangga saat ini adalah saya tidak serapuh mereka. Justru hal yang ingin kami ceritakan adalah bagaimana hidup mu pasca SMA dan bagaimana ikatan saat SMA itu membangun kami mencapai masa depan. Dan itu yang kami nikmati dengan komunitas “tidak popular” kami.

Komunitas tidaj popular kami adalah Saya, Nnovi, Leny & Umar. Dan kami sangat bangga dengan diri kami…dulu, sekarang dan esok.